Senin, 13 Mei 2019

Travel Cost Metode


Travel Cost Metode yaitu Premis dasar dari TCM adalah bahwa waktu dan biaya perjalanan yang dibelanjakan oleh individu untuk mengunjungi suatu lokasi mencerminkan “HARGA” bagi akses ke lokasi itu. TCM merupakan teknik yang pertama kali mengasumsikan bahwa nilai suatu tempat rekreasi berkaitan dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan para pengunjung atau,  logika sederhana metode ini, yaitu nilai manfaat dari suatu situs/kawasan akan setara dengan biaya perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengunjungi situs tersebut (Turner, 2004 dalam Adrianto, 2010).
Travel cost method dapat diterapkan di bidang-bidang :
1.     Tempat rekreasi
2.     Cagar alam, taman nasional, hutan yang digunakan untuk rekreasai
3.     Bendungan, waduk, hutan, wisata laut
4.     Kilang minyak
Travel cost method (TCM) memiliki tiga pendekatan, yaitu:
1.     Zonal travel cost , dapat dilakukan hanya dengan menggunakan data sekunder dan beberapa data sederhana yang dikumpulkan dari para pengunjung.
2.     Individual travel cost, menggunakan sebuah survei yang lebih terperinci terhadap para pengunjung.
3.     Random utility, menggunakan survey dan data -data pendukung lainnya, serta teknik statistika yang lebih rumit.
Setidaknya ada tiga metode yang digunkan untuk menentukan nilai WTP dari seseorang untuk perbaikan lingkungan yaitu:
Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya.
1.     Revealed Willingness to Pay Metode ini mengungkapkan nilai willingne ss to pay dengan menghubungkannya pada sesuatu yang memiliki nilai pasar.
2.     Imputed Willingness to Pay Metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay dengan melihat berapa besar pengeluaran seseorang untuk mengurangi dampak dari buruknya kualitas lingkungan terhadap dirinya.
3.     Expressed Willingness to Pay Metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay dengan menggunakan survei untuk menanyakan secara langsung pada seseorang terhadap perubahan kualitas lingkungan yang didasarkan pada sebuah skenario hipotesis.
Sumber data dalam menggunakan metode ini dapat menggunakan 2 sumber data yaitu :
1.     Data primer
Data Primer didapatkan dari penelitiaan secara langsung terhadab Objek penelitian yang didasarkan dari hasil kerja lapangan dalam bentuk surve dan wawancara dari wisatawan yang seadang berkunjung di Tempat Wisata.
2.     Data Sekunder
Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Kantor Dinas Pariwisata (Disparta), dan Instansi Pemerintahan Kabupaten/Kota.
Kelebihan dari metode ini dapat mengestimasi manfaat-manfaat ekonomi atau biaya-biaya sebagai hasil dari:
1.     Perubahan-perubahan biaya masuk dari sebuah situs rekreasi.
2.     Pengeluaran terhadap sebuah situs rekreasi yang ada.
3.     Tambahan sebuah tempat rekreasi baru
4.     Perubahan kualitas lingkungan pada sebuah situs rekreasi.
Kekurangan dalam menggunakan ini (Turner, 2004 dalam Adrianto, 2010)., yaitu:
1.     Time costs, sebuah TCM sederhana mengasumsikan bahwa travel cost hanya berkaitan dengan pengeluaran untuk bahan bakar. Seharusnya, sebuah time cost dimasukkan ke dalam travel cost sebagai sebuah refleksi dari nilai rekreasi sesungguhnya dari para pengunjung.
2.     Multiple visit journeys, tak jarang para pengunjung dapat mengunjungi lebih dari satu tempat rekreasi dalam satu hari sehingga mengakibatkan travel cost memiliki margin for error yang tidak pasti terhadap masalah ini.
3.     Substitute sites, para pengunjung seringkali mengunjungi sebuah situs yang diukur nilainya dengan TCM hanya sebagai situs pengganti dikarenakan tidak adanya lagi situs yang dekat dengan rumah mereka.
4.     House purchase decision, sebagian pengunjung akan memutuskan untuk membeli sebuah rumah di dekat tempat rekreasi yang dianggap telah memberikan nilai kepuasan saat mengunjunginya.

Nilai Ekonomi Total


Nilai ekonomi total (NET) merupakan  penjumlahan dari nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung dan nilai non guna, dengan formulasi sebagai berikut (Pearce, 1992).
NET = Nilai Guna Langsung + Nilai Guna Tidak Langsung + Nilai Pilihan +  Nilai Keberadaan
·       Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat diambil dari sumber daya. Sebagai contoh manfaat penggunaan sumber daya sebagai input untuk proses produksi atau sebagai barang konsumsi.
·       Nilai guna tidak langsung, yaitu nilai dari manfaat yang secara tidak langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat berupa hal yang mendukung nilai guna langsung, seperti berbagai manfaat yang bersifat fungsional yaitu berbagai manfaat ekologis sumber daya.
·       Nilai pilihan, mengacu kepada nilai penggunaan langsung dan tidak langsung yang berpotensi dihasilkan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi manfaat-manfaat sumber daya alam yang “disimpan atau dipertahankan” untuk kepentingan yang akan datang (sumber daya yang disisihkan untuk panen yang akan datang), apabila terdapat ketidakpastian akan ketersediaan sumber daya tersebut, untuk pemanfaatan yang akan datang.
·       Nilai bukan guna yaitu semua manfaat yang dihasilkan bukan dari hasil interaksi secara fisik antara sumber daya dan konsumen (pengguna). 
·       Nilai bukan guna meliputi manfaat yang tidak dapat diukur yang diturunkan dari keberadaan sumber daya di luar nilai guna langsung dan tidak langsung.
Nilai bukan guna terdiri atas nilai keberadaan dan nilai warisan.
·       Nilai keberadaan adalah nilai kepedulian seseorang akan keberadaan suatu sumber daya berupa  nilai yang diberikan oleh masyarakat kepada kawasan hutan atas manfaat spiritual, estetika dan kultural.
·       Nilai warisan adalah nilai yang diberikan masyarakat yang hidup saat ini terhadap sumber daya, agar tetap utuh untuk diberikan kepada generasi akan datang.
Nilai-nilai ini tidak terefleksi dalam harga pasar (Bishop, 1999)

Mengenal Apa Itu Metode Penelitian : Pengertian, Macam-Macam, dan Contohnya

  Pengertian Dari Metode Penelitian Penelitian sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu research, yang berasal dari dua kata yaitu re dan ...