GNSS (Global Navigation Satellite System)
adalah suatu sistem satelit yang terdiri
dari konstelasi satelit yang menyediakan informasi waktu dan lokasi (lintang,
bujur dan ketinggian), memancarkan macam-macam sinar dalam
berbagai frekuensi secara terus menerus,
yang tersedia di semua lokasi diatas permukaan bumi. GNSS memiliki peranan
penting dalam navigasi. GNSS yang ada saat ini adalah GPS (Global Positioning
System) yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, GLONASS (Global
Navigation Satellite System) milik Rusia, Galileo milik Uni Eropa, dan Compass
atau Beidou milik Cina. Serta terdapat pula sistem navigasi yang beroperasi secara
regional pada wilayah negara tertentu seperti IRNSS (Indian Regional Navigation
Satellite System) dikembangkan oleh India, sistem navigasi QZSS (Quasi Zenith Satellite System) yang
dikembangkan oleh Jepang, dan sistem navigasi DORIS yang dikembangkan oleh
negara Perancis.
Konsep
dasar penentuan posisi dengan GNSS adalah reseksi jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GNSS yang koordinatnya
telah diketahui. Secara vektor, prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS
diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 1 :
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS
(pendekatan vektor)
Pada pengamatan dengan GNSS, yang dapat diukur
adalah jarak antara pengamat dengan satelit (bukan vektornya), agar posisi
pengamat dapat ditentukan maka dilakukan pengamatan terhadap beberapa satelit
sekaligus secara simultan. Gambar berikut adalah ilustrasi prinsip dasar
penentuan posisi dengan GNSS.
Gambar 2 :
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS
Gambar 3 :
Sistem koordinat GNSS
Gambar 4 :
Klasifikasi Receiver GNSS
Receiver GNSS untuk penentuan posisi pada
dasarnya dapat dibagi atas receiver tipe navigasi, tipe pemetaan (mapping), dan
tipe geodetic. Receiver tipe navigasi yang kadang disebut tipe genggam (handheld receiver) umumnya digunakan
untuk penentuan posisi absolute secara instan yang tidak menuntut ketelitian
tinggi. Receiver navigasi tipe sipil dapat memberikan ketelitian posisi sekitar
5-10 m, dan tipe militer sekitar 3-5 meter. Harga receiver tipe navigasi
umumnya relatif murah.
Seperti halnya receiver tipe navigasi,
receiver GNSS tipe pemetaan (mapping) juga memberikan data pseudorange (kode
C/A). hanya bedanya, pada receiver tipe pemetaan, data tersebut direkam dan
dapat kemudian dipindahkan ke computer untuk diproses lebih lanjut. Oleh sebab itu,
tidak seperti halnya receiver tipe navigasi, receiver tipe pemetaan dapat
digunakan untuk penentuan posisi secara diferensial, dan dalam hal ini
ketelitian yang dapat diperoleh adalah sekitar 1-2 meter.
Dari ketiga receiver GNSS untuk penetuan
posisi, tipe geodetik adalah tipe receiver yang relative paling canggih, paling mahal dan
juga memberikan data yang paling presisi. Oleh sebab itu, receiver tipe
geodetic umumnya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian
yang relative tinggi dari orde cm sampai mm, seperti untuk pengadaan titik –
titik control geodesi, pemantauan deformasi, dan studi geodinamika. Berdasarkan
pada jumlah data yang diamati, dikenal tipe geodetik satu frekuensi dan dua frekuensi. Tipe
geodetik satu
frekuensi hanya merekam data pseudorange dan fase dari sinyal L1, sedangkan
tipe dua frekuensi juga
merekan data dari
sinyal L2.
Gambar 5 : Macam Tipe GNSS
Gambar 6 : Informasi yang dikandung sinyal GNSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar