Kamis, 01 November 2018

Mengenal Sistem Koordinat Peta



A.    Sistem UTM (Universal Transvers Mercator )
Sistem UTM (Universal Transvers Mercator ) dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.


Ketentuan UTM
1.     Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala 1.
2.      Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.
3.      Perbesaran di meridian tengah = 0,9996.
4.      Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS.
Ciri Proyeksi UTM
Ciri proyeksi UTM adalah :
1.   Proyeksi bekerja pada setiap bidang Ellipshoid yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar  yang disebut zone.
2.   Proyeksi garis meridian pusat (MC) merupakan garis vertikal pada bidang tengah poyeksi.
3.   Proyeksi garis lingkar equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang proyeksi.
4.    Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir dua dan tiga dengan interval sama. Jadi garis pembentukan gridn bukan hasil dari garis Bujur atau Lintang Ellipshoide (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
5.    Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara grid di Meridian Pusat = , atau garis arah meridian yang melalui titik luar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta yang disebut Konvegerensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil.

UTM digunakan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional
Universal Transverse Mercator (UTM) merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia. Berikut ini akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai :
1.     Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang.
2.     Untuk kondisi seperti ini, sistem proyeksi Tansverse Mecator/ Silinder Melintang Mecator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi mnimal).
3.     Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang  antara dua garis bujur dan ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM
Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :
  • Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 .
  • Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zona di seluruh dunia.
  • Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.
  • Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).
Peta UTM Dunia
  
Peta UTM Indonesia


B.    Sistem Koordinat TM-3˚
Sistem koordinat ini memodifikasi sistem koordinat yang sudah ada sebelumnya yaitu UTM (Universal Transverse Mecantor) WGS 1984, dengan cara membagi sistem proyeksi UTM 6 derajat ke 3 derajat. Sehingga dalam satu zona UTM 49 selatan misalnya, terdiri dari 2 zona TM-3˚, yaitu TM-3˚ zona 49.1 dan TM-3˚ zona 49.2. Sistem koordinat ini merupakan sistem yang digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) karena dianggap memiliki akurasi koordinat posisi lokasi yang tinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan jika sistem koordinat TM-3˚ merupakan turunan dari sistem koordinat UTM.  Sistem koordinat TM-3˚ juga mempunyai beberapa karakteristik, yaitu silinder, konform, tangent, transversal, zone proyeksinya 3°, faktor skala di meridian sentral = 0.9999, titik nol sumbu y dari sistem koordinat peta terletak pada garis equator, titik nol sumbu x dari sistem koordinat peta terletak pada garis meridian sentral , Absis semu (T) : 200 000 meter + X dan Ordinat semu (U) : 1 500 000 meter + Y.
Adapun ciri-ciri dari system grid TM3 adalah :
·        Memiliki lebar zona 3 derajat yang dibagi secara simetris dalam arah barattimur oleh meridian sentral, dan dalam arah utara-selatan oleh garis ekuator.
·        Titik nol (titik asal) koordinat untuk setiap zona adalah perpotongan meridian sentral dengan garis ekuator.
·       Menggunakan sistem koordinat dua dimensi (x,y) atau dinyatakan dengan
(timur, utara), dengan sumbu x (timur atau easting) berhimpit dengan garis
44 ekuator dan mengarah ke timur peta dan sumbu y (utara atau northing)
berhimpit dengan meridian sentral dan mengarah ke utara peta.
·       Faktor skala pada meridian sentral adalah 0,9999.
·       Untuk belahan bumi bagian selatan dapat digunakan nilai utara semu (false
northing) sebesar 1.500.000 meter, dan untuk belahan bumi bagian timur
digunakan nilai timur semu (false easting) sebesar 200.000 meter.
·       Indonesia dibagi atas 16 zona, dan aturan penomeran zona dimulai dari zona
46.2, yaitu pada meridian 93 derajat T dan 96 derajat T, lalu meningkat
sampai zona 54.1, yaitu pada meridian 138 derajat T dan 141 derajat T.
·       Cakupan lintang untuk setiap zona adalah 6 derajat utara dan 11 derajat
selatan.

Peta Pembagian Zona TM 3
Sistem proyeksi TM 3⁰
          Di berlakukan di Instansi BPN berdasarkan pasal 3 PMNA tahun 1997
Sistem proyeksi UTM
         Di berlakukan di Instansi BAKOSURTANAL berdasarkan Surat Keputusan Ketua                        BAKORSUTANAL  No.019.202/1975

               Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997, sistem koordinat  nasional  menggunakan  sistem  koordinat  proyeksi Transverse Mercator Nasional dengan lebar zone 3⁰  atau disingkat TM3 . Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, sistem koordinat TM3  memiliki ketentuan – ketentuan sebagai berikut
1.   Meridian  sentral  zone TM-3   terletak  1,5  derajat  di  timur  dan barat meridian sentral zone UTM yang      bersangkutan
2.   Besaran faktor skala di  meridian sentral yang digunakan dalam Zone TM-3  adalah 0,9999
3.   Titik  nol  semu  yang  digunakan  mempunyai  koordinat  (X)  = 200.000 m barat dan (Y) = 1.500.000 m selatan.
4.   Model matematik  bumi sebagai bidang referensi adalah spheroid pada datum WGS-1984 dengan parameter a  = 6.378.137 meter dan f = 1 / 298,25722357
      World Geodetic  System  1984  (WGS 84)  selanjutnya dikenal juga dengan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95). Selengkapnya, datum ini mempunyai parameter sebagai berikut :
1.     Jari-jari ekuator (a)                                   =   6.378.137 m
2.     Penggepengan (f)                                    =   1 /  298,257223573.
3.     Setengah sumbu pendek (b)                  =    6.356.752,314 m
4.     Jari-jari kutub (c)                                      =    6.399.593,626 m
5.     Eksentisitas I kuadrat (e² )                      =   0,006694380
6.     Eksentrisitas II kuadrat (e'² )                   =   0,006739497

Perbedaan/Persamaan TM3 dan UTM
* TM3 memiliki lebar zona 3 Derajat, sedangkan di UTM satu zona memiliki lebar 6 Derajat.
* Satu Zona UTM dibagi menjadi dua zona TM3. MisalnyaUTM Zona 50 dibagi menjadi TM3 Zona,50.1 dan TM3 Zona 50.2
* Proyeksi TM3 dan UTM sama-sama menggunakan Transverse Mercator
* False Easting setiap zona di TM3 adalah 200000, sedangkan di UTM adalah 500000
* False Northing setiap zona di TM3 adalah 1500000, sedangkan di UTM adalah 10000000
* Central meridian di TM3 berbeda dengan UTM. Tetapi prinsipnya sama. Zona-zona UTM dibagia dua, meridian di setiap zona yang dibagi dua tersebut otomatis menjadi Central meridian
* Scale Factor di TM3 adalah 0,9999 sedangkan di UTM adalah 0,9996
* Latitude of Origin sama yaitu 0 (nol) derajat







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Apa Itu Metode Penelitian : Pengertian, Macam-Macam, dan Contohnya

  Pengertian Dari Metode Penelitian Penelitian sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu research, yang berasal dari dua kata yaitu re dan ...